Tempe bungkil adalah tempe yang dibuat dari bungkil kedelai atau ampas tahu/kedelai yang biasanya merupakan hasil samping dari proses pembuatan susu kedelai atau tahu. Meskipun bukan dari kedelai utuh, tempe bungkil tetap dapat difermentasi menggunakan kapang Rhizopus dan bisa dikonsumsi, walaupun kualitas gizinya sedikit di bawah tempe kedelai utuh.
Berikut adalah cara pembuatan tempe bungkil:
Bungkil kedelai / ampas tahu – 1 kg
Ragi tempe (Rhizopus oligosporus) – sekitar 1 gram
Air bersih – secukupnya
Daun pisang atau plastik berlubang – sebagai pembungkus
Dandang/panci kukus
Tampah/nyiru
Kain bersih
Wadah pencampur (baskom)
1. Persiapan Bahan
Bungkil kedelai/ampas tahu dicuci bersih dari kotoran dan bau asam (jika ada).
Tiriskan sampai kadar airnya berkurang.
2. Perebusan
Kukus atau rebus bungkil selama 30–60 menit agar bersih dari mikroba liar dan menjadi empuk.
Angkat, lalu tiriskan dan dinginkan hingga suhu sekitar 30–35°C.
3. Pencampuran Ragi
Setelah dingin, campurkan ragi tempe secara merata ke seluruh bungkil. Pastikan tangan dan alat dalam keadaan bersih.
4. Pembungkusan
Bungkus adonan ke dalam daun pisang atau plastik yang sudah dilubangi (agar udara bisa masuk).
Bentuk bisa pipih seperti tempe biasa.
5. Fermentasi
Simpan bungkusan di tempat hangat (sekitar 30°C) selama 36–48 jam.
Setelah 1–2 hari, miselium putih dari ragi akan tumbuh dan mengikat bungkil menjadi satu kesatuan padat.
Padat dan menyatu.
Tumbuh lapisan putih merata.
Tidak berbau asam atau busuk.
Jangan terlalu banyak air saat mencampur bahan agar tempe tidak busuk.
Jaga suhu dan kebersihan lingkungan agar fermentasi berjalan baik.